Intelegensi atau kecerdasan diartikan dalam berbagai dimensi oleh para ahli. Donald Stener, seorang Psikolog menyebut intelegensi sebagai suatu kemampuan untuk menerapkan pegetahuan yang sudah ada untuk memecahkan berbagai masalah. Tingkat intelegensi dapat diukur dengan kecepatan memecahkan masalah-masalah tersebut.
Intelegensi secara umum dapat juga diartikan sebagai suatu tingkat kemampuan dan kecepatan otak mengolah suatu bentuk tugas atau keterampilan tertentu. Kemampuan dan kecepatan kerja otak ini disebut juga dengan efektifitas kerja otak. Potensi intelegensi atau kecerdasan ada beberapa macam yang dapat didentifikasikan menjadi beberapa kelompok besar yaitu;
1. Intelegensi Verbal-Linguistik Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan bahasa dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan membaca dan menulis.
2. Intelegensi Logical-Matematik Merupakan kecerdasan dalam hal berfikir ilmiah, berhubungan dengan angka-angka dan simbol, serta kemampuan menghubungkan potongan informasi yang terpisah.
3. Intelegensi Visual Spasial Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan seni visual seperti melukis, menggambar dan memahat. Selain itu juga kemampuan navigasi, peta, arsitek dan kemampuan membayangkan objek-objek dari sudut pandang yang berbeda.
4. Intelegensi Kinestetik Tubuh Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan menggunakan tubuh untuk mengekspresikan perasaan atau disebut juga dengan bahasa tubuh (body language). Kecerdasan ini berhubungan dengan berbagai keterampilan seperti menari, olah raga serta keterampilan mengendarai kendaraan.
5. Intelegensi Ritme Musikal Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan mengenali pola irama, nada dan peta terhadap bunyi-bunyian.
6. Intelegensi Intra-Personal Kecerdasan yang berfokus pada pengetahuan diri, berhubungan dengan refleksi, kesadaran dan kontrol emosi, intuisi dan kesadaran rohani. Orang yang mempunyai kecerdasan intra-personal tinggi biaasanya adalah para pemikir (filsuf), psikiater, penganut ilmu kebatinan dan penasehat rohani.
7. Intelegensi Interpersonal Kecerdasan yang berhubungan dengan keterampilan dan kemampuan individu untuk bekerjasama, kemampuan berkomunikasi baik secara verbal maupun non-verbal. Seseorang dengan tingkat kecerdasan Intrapersonal yang tinggi biasanya mampu membaca suasana hati, perangai, motivasi dan tujuan yang ada pada orang lain. Pribadi dengan Potensi Intelegensi Interpersonal yang tinggi biasanya mempunyai rasa empati yang tinggi.
8. Intelegensi Emosional Kecerdasan yang meliputi kekuatan emosional dan kecakapan sosial. Sekelompok kemampuan mental yang membantu seseorang mengenali dan memahami perasaan orang lain yang menuntun kepada kemampuan untuk mengatur perasaan-perasaan diri sendiri.
Setelah mengetahui beragam potensi intelegensi, kita dapat meningkatkan dan menciptakan intelegensi atau kecerdasan dengan melatih otak melalui cara-cara yang tepat. Dan menurut para ahli potensi untuk meningkatkan kecerdasan ini dapat terjadi pada usia berapa saja. Walaupun masih diakui bahwa faktor genetik juga berperan menentukan tingkat kecerdasan, tak dapat dipungkiri juga kalau stimulasi yang benar juga berpengaruh untuk menciptakan orang-orang cerdas.
Jadi berapapun usia anda, apapun profesi anda, kenali potensi kecerdasan yang anda miliki. Ingin terlihat lebih cerdas dan menjadi lebih cerdas? Lakukan stimulasi yang benar terhadap potensi intelegensi yang anda miliki.
Apa Kecerdasan Itu? Kecerdasan dapat kita pahami sebagai kemampuan sesorang untuk melakukan sesuatu. Kemampuan manusia seringkali hanya diukur dari segi kognitif semata, yaitu hal-hal yang dapat diukur dengan angka.
Contoh mudahnya adalah bagaimana ketika anak-anak menerima buku rapor. Banyak orang yang mengambil kesimpulan bahwa anak tersbut cerdas, bilamana nilai-nilanya sangat membanggakan. Begitu juga sebaliknya. Atau lebih sempit lagi, pada usia dini kecerdasan hanya diukur dari kelancaran baca-tulis, kelancaran berbicara dan berhitung.
Kecerdasan atau kemampuan manusia sebenarnya sangat beragam. Dan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient)2. Kecersanan Emosional (Emotional Quotient)3. Kecerdasan Intelektual (Intellectual Quotient) Mengapa selama ini hanya kecerdasan intelektual saja yang dibangga-banggakan oleh masyarakat dan diri kita?
Apakah kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual itu tidak peting? Lalu apa sebenarnya kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual itu?
Kecerdasan Spiritual (SQ) Merupakan kemampuan kita untuk berahlak mulia dan mengenal siapa diri kita dan Tuhan kita. Jadi SQ bukan hanya kemampuan menjalankan shalat atau membaca Al-Qur’an semata, tapi bagaimana semua ibadah yang kita laksanakan dapat dimaknai dan diaplikasikan dalam kehidupan kita, artinya bagaimana perilaku kita adalah merupakan cerminan dari ibadah yang telah kita laksanakan. Sehingga kita menjadi manusia yang dicintai oleh Tuhan dan mahluk-Nya.
Kecerdasan Emosional (EQ) Adalam kemampuan kita untuk dapat mempengaruhi dan diterima orang lain dengan baik. Kecerdasan emosional mencakup pengendalian diri, semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin diri dan lingkungan sekitarnya.
Selama ini EQ kurang diajarkan pada anak-anak, sehingga kemampuan anak untuk mencinta dan dicinta oleh sesama menjadi kendala dalam bergaul dan berteman. Dan kesulitan dalam bermasyarakat berawal dari kurangnya kecerdasan emosional kita.
Kecerdasan Intelektual (IQ) Ialah kemampuan kita untuk mengolah dan berfikir kognitif. Kecerdasan yang terukur dengan angka-angka sejak kita di bangku sekolah hingga kuliah, adalah kecerdasan intelektual. Kecerdasan inilah merupakan kemampuan yang diolah pada otak sebelah kiri kita. Bagaimana dengan otak sebelah kanan?
Mansusia siapapun dia, adalah manluk yang diciptakan Tuhan dan telah mengikat perjanjian dengan-Nya, bahwa dia adalah mahluk-Nya. Pada saat ruh ditiupkan oleh Sang Pencipta, manusia dibekali dengan sifat-sifat yang mulia untuk bekal hidupnya. Sifat-sifat yang ditiupkan Tuhan itulah fitrah yang dibawa lahir di dunia. Jadi ketika manusia telah menjadi janin dan lahir di dunia ini dia telah memiliki fitrah yang suci, fitrah dari Tuhannya.
Oleh karena itulah fitrah manusia harus selalu dijaga agar tidak terkotori dan teracuni oleh sifat-sifat syaitan yang sering kita sebut dengan nafsu manusia. Yaitu: dengki, sombong, dusta, malas, berlebihan dan lain sebagainya. Namun kita sering menyebutnya itu adalah manusiawi. Sebenarnya hal-hal tersebut adalah sifat-sifat syaitan yang dikirim syaitan sejak manusia lahir ke muka bumi ini.
Mana Yang Harus Didahulukan? Untuk menjaga fitrah, maka perlu dilakukan pengenalan kembali tentang siapa Tuhannya, bagaimana kita sebagai mahluk Tuhan harus menjalankan hidup di dunia ini, bagaimana agar kita dicinta oleh Tuhan. Itulah kecerdasan spiritual.
Dengan mengenal siapa Tuhannya dan bagaimana agar dicintai Tuhan serta mahluk-Nya. Maka karakter ini perlu dibentuk atau ditanamkan terlebih dahulu sebelum kita mendapatkan kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual. Dengan itu insyaallah, kita akan tahu bahwa kecerdasan yang kita miliki adalah untuk menjalankan perintah-Nya. Bukan untuk hal-hal yang akan membawa bahaya bagi diri kita, orang lain dan mahluk lainnya yang ada di sekitar kita. Bagaimana menurut Anda?
Setumpuk buku pelajaran tergeletak tak beraturan disamping tubuhnya yang sedang terbaring menatap langit-langit kamarnya. Buku-buku itu diidentifikasikan sebagai buku paket pelajaran matematika, fisika, kimia dan biologi. Andi, seorang pelajar SMA berusia 17 tahun lah yang telah melakukan perbuatan itu pada buku-buku tersebut. Dan kini, ia merasa bersalah akan perbuatannya itu. Namun apa daya, gaya tarik gravitasi membuatnya tak mampu menegakan posisi tubuhnya untuk mengambil dan mencermati isi buku-bukunya itu. Akhirnya, sebuah ketukan pintulah yang membuatnya terpaksa bangun dari lubang keterpurukan malasnya dan ia berkata,
Andi: Siapa?
Ibu Andi: Ini Ibu. Mau turun nggak, nak? Makanannya sudah siap tuh.
Andi: (masih dalam posisi duduk di atas ranjangnya) Iya, Bu. Sebentar lagi turun deh!
Ibu Andi: Maksud Ibu, Ibu cuma nanya, mau turun sekarang atau nggak. Kalau nggak, biar Ibu bawakan saja makanannya ke kamar, barangkali Ibu mengganggu kamu yang sedang belajar.
Andi: (Terdiam sejenak, ekspresinya berubah) Umm, hmm... Nggak usah, nanti aku keluar aja, Bu.
Ibu: Serius? Ibu takut ganggu.
Andi: Nggak kok. Aku mau makan sekarang.
Ibu: Ya sudah. Cepat, Ibu tunggu ya?
Scene 2
Andi segera bangun dari kemalasannya, dan ia berjalan malas-malasan menuju meja makan.
Ibu: Ini Andi, duduknya disini (menunjuk sebuah kursi disampingnya) Ibu sudah buatkan sup kesukaan kamu.
Maya: (melirik Ibunya dengan tatapan sinis)
Andi: Bu nggak usah, An... (Ibu Andi memaksanya untuk segera duduk dan menyuruhnya diam)
Ibu: Nah, sekarang sudah lengkap. Mari kita berdoa. Pak dimulai doanya (melihat ke arah Bapak)
Ayah: Okay, semuanya sudah lengkap. Papa pimpin doa ya... (semuanya menunduk)
Maya: (bersiul)
Ayah: (menghentikan kegiatanya dan menatap sinis Maya)
Ibu: Maya, kamu tidak sopan. Masa lagi berdoa kamu bersiul?
Maya: Abis doanya lama. Aku pikir udah selesai.
Ibu: Kamu kayak yang belum pernah makan bareng aja disini! Kamu tahu kan kalau doa makan selesai itu tandanya papa udah bilang selesai. Se-le-sai!!! Ngerti nggak?
Maya: Ya.. ya..!! Ngerti-ngerti...
Ibu: Terus kenapa kamu bersiul?
Maya: kan tadi udah dibilang, doanya kelamaan, masa sih belum jelas?
Ibu: Kelamaan apanya? Doanya aja baru mulai.
Maya: Baca doa, tambah nungguin si kurus ini datang kemari (menunjuk Andi)
Andi: (diam bingung)
Ibu: Maya! Kamu udah keterlaluan!
Maya: Tuh, mamah ngambek kan? Jadi mendingan aku keatas aja, makan diatas. Nggak ganggu kalian lagi, oke? (berdiri dan mengambil piringnya)
Ibu : maya! Maya! (hendak berdiri tapi dicegah oleh ayah Andi)
Ayah: Bu, sudah.. sudah.. Biarin gak apa-apa. Lanjutin aja makannya.
Scene 3
Keesokan harinya, Andi bangun tidur dan hendak pergi mandi. Saat ia melewati kamar kakaknya ia terhenti sejenak.
Andi: (mengernyitkan dahi dan melihat sosok kakaknya dari sela-sela pintu)
Maya: (menutup wajah dengan kedua tangan)
Andi: Kakak (berbisik)
(pintu sedikit berdecit, karena Andi tidak sengaja mendorongnya)
Maya: (Kaget dan menoleh kearah suara) Andi, ngapaindisini!?
Andi: ng.. nggak kak, aku Cuma....
Maya: (beranjak dari kasurnya, mendekati Andi hendak menutup pintu)
Andi: Kak, bentar dulu, aku pengen nanya.
Maya: Lepasin pintunya!
Andi: (terdesak) Kak, tolong denger dulu! Aku nggak niat buat ganggu kok.
Maya: Lepasin pintunya, kakak bilang.
Andi: Tadi kakak nangis ya?? Ya kan?? Apa ada hubungannya dengan semalam?
Maya: Tau apa kamu. Kamu gak ada urusan! Sekarang pergi! (menutup pintu dengan keras)
Ibu: (datang tiba-tiba) Ada ribut-ribut apa ini?
Andi: Enggak kok mah, gak ada apa-apa.
Ibu: Terus kenapa tadi ribut-ribut?
Andi: Ummm.. Aku Cuma minta pasta gigi sama kakak. Eh, tapi kakak nggak salah, soalnya aku duluan yang teriak. (berbohong)
Ibu: tapi tetap aja kaka kamu yang suaranya paling keras. Seharusnya kakak kamu bisa lebih dewasa dibanding kamu.
Andi: (terdiam)
Ibu: Dia memang semakin nggak bisa keurus saja! Kalau dia bisa lebih rajin belajar kaya kamu, dia sekarang pasti udah lulus kuliah!
Andi: Ma, mama nggak perlu ngebanding-bandingin kita.
Ibu: Tapi itu memang kenyataannya di. Ibu sama bapa berharap besar saam kamu.
(hening, kemudian ibu Andi pergi)
Scene 4
Bel pelajaran pertama sudah bordering di sekolah Andi, tapi guru pelajaran pertama belum masuk juga. Anak-anak pun masih saling mengobrol.
Rian: eh, berani taruhan deh! Guru mata pelajaran pertaam gak bakalan masuk!
Rizal: Emang kenapa, Yan?
Rian: Pasalnya, waktu sekarang sudah menunjukkan pukul 7.15, artinya bu Aswanti sudah telat sekitar 15 menit, yang artinya pasti ada sesuatu yang menghambatnya, yang artinya, kalau bukan macet, pastilah darma wanita. Betul toh?
Burhan: Dari kemaren lu bilang darma wanita terus. Emang tiap hari wanita pada di darma terus ya?
Rizal: ha-ha... lucu, lucu!! Tapi mendingan masuk aja tuh guru, daripada ntar nambahin PR buat kita. Malah tambah repot ntarnya. Lagian sekarang kan mestinya dibagiin tuh hasil ulangan kemaren?
Rian: bener juga sih.
Andi duduk di bangkunya dan menulis sesuatu
Dara: lagi ngapain, An? (tersenyum ramah)
Andi: ah... nggak lagi ngapa-ngapain, kok.
Dara: itu gambar ya? Gambar apaan?
Andi: nggak, bukan apa-apa kok.
Dara: masa sih? Boleh liat nggak?
Andi: (grogi) ng.... ntar aja ya?
Dara: hm... rahasia, ya?
Andi: bukan, ah! (memerah)
Bu Aswanti tiba-tiba datang dan mengucapkan salam. Anak-anak menjawabnya serentak.
Bu Aswanti: Sudah berdoa, belum?
Anak-anak: (serentak) belum, bu.....!!
Bu aswanti: ya udah, pimpin doa dulu,Rian!!
Rian: okelah kalo begitu. Ehem! Sebelum belajra, marilah kita berdoa menurut kepercayaan masing-masing agar mendapat kemudahan dari yang diatas. Mulai!
Rizal: Yang diatas lagi ngebetulin genteng, tuh..
Anak-anak: (terkikik)
Rian: Selesai! Beri saaaalam!! Untuk yang nonmuslim, kiss bye aja!
Anak-anak: (tertawa, sambil mengucapkan salam)
Bu Aswanti: Wa’alalikum salam. Anak-anak, mohon maaf ibu agak telat, soalnya hari ini ibu juga ada rencana seminar ke Bandung.
Anak-anak: yaaah... (agak munafik)
Bu Aswanti: jadi, ibu Cuma mau membagikan hsil ulangan kalian kemarin. Tuti, tolong bagikan!
(hasil ulangan pun dibagikan)
Rian: wooy...! liat bro!! 80!! (berbicara kepada Rizal dan Burhan
Rizal : lu nggak liat yang gue juga sama??
Burhan: Alhamdulillah......
Andi: (melihat nilainya, nilainya di bawah KKm)
Dara: An, kamu dapet berapa?
Andi: Kamu nggak usah tau! (dingin)
Bu Aswanti: sudah dulu, ya. Remidialnya minggu depan saja. Assalamalaikum Wr. Wb.
Anak-Anak: wa’alaikumsalam wr. Wb.!!!
Scene 5
Bel pulang sekolah berbunyi, Andi dan seorang temannya bernama Kubil pulang bersama.
Andi: Bil, aku ngak ngerti. Rasanya semakin hari otakku semakin mumet aja!!
Kubil: emangnya kenapa?
Andi:Nggak tau, rasanya aku makin males aja.
Kubil: Kalau masalah males, ya kayanya bukan kamu aja yang punya. Banyak kok orang lain juga.
Andi: justru itu, aku udah males jadi orang males, tapi aku gak tau caranya buat gak males. Orang lain juga nggak mau kan jadi orang males terus?
Kubil: tapi menurutku kamu nggak sebegitu malesnya deh.
Andi: Tapi buktinya orang lain yang keliatan males juga, bisa lulus ulangan, sedangkan aku nggak.
Kubil: ya, itu mungkin karena mereka waktu ulangan nanya-nanya gitu sama orang lain. Kamu kenapa nggak ikutan kaya gitu?
Andi: seperti yang udah aku bilang, Bil. Aku udah males jadi orang males, dan kalo aku ikut-ikutan kaya mereka, aku pasti bakalan tambah males.
Kubil: ya udah, jadi orang yang rain aja.
Andi: sebenernya dulu aku pernah jadi orang yang rajin. Orangtua ku suka bangga saat aku dapet juara kelas terus, dari sd sampe smp. Kenyataannya saat masuk sma ini, ternyata banyak orang yang lebih pintar disbanding aku, dan aku jadi berubah. Tapi orangtuaku masih menganggap aku masih kaya dulu.
Kubil: lalu emangnya kenapa?
Andi: ini ada hubungannya sama kakakku. Aku nggak tau kenapa, tapi kakakku selalu tampil bersalah di depan orangtuaku, dan seolah-olah aku yang lebih baik darinya. Semua kebaikan diidentikkan padaku, sedangkan semua kejelekkan diidentikkan pada kakakku.
Kubil: jadi, kamu ngerasa kamu salah?
Andi: Aku ngerasa aku lebih diperlakukan khusus sama orangtuaku, ketimbang kakakku. Dan entah kenapa aku ngerasa kalau kakak benci sama aku karena masalah itu. Aku bener-bener bingung, harus ngapain. Kamu tau aku harus gimana?
Kubil: ng... entahlah.
Dara: (datang tiba-tiba) kenapa ngggak coba Tanya aja sama kakakmu?
Andi, Kubil: (menoleh serentak)
Dara: Boleh aku bicara sama kamu?
Kubil: ada apa? (salah tingkah)
Dara: maksudnya Andi.
Kubil: (langsung memerah karena malu)
Andi: Ada apa?
Dara: Aku tahu kamu punya masalah sama kakakmu.
Andi: darimana kamu tahu?
Dara: dari jawabanmu yang dingin itu, waktu aku Tanya tadi pagi.
Andi: Kayanya kamu bakal nggak ngerti masalahku.
Dara: emang kamu juga ngerti masalah kam?
Andi: (keheranan) maksudm?
Dara: Kalau kamu ngerti masalah kam sendiri, pasti kamu juga bisa nyelesain masalah itu.
Andi: (termenung)
Dara: kalau menuruku, kamu ngerasa nggak pantas lebih diistimewakan oleh orangtuamu dibandingkan kakakmu, kan? Terus kamu ingin hubungan kamu dengan kakak kamu bisa lebih akrab, tapi kamu nggak tahu apa yang harus kamu lakuin, kan?
Andi: kenapa kamu bisa tahu banyak? Kamu ngikutin ya dari tadi?
Dara: dikit sih. Tapi aku Cuma mau bantu kamu.
Andi: kenapa?
Dara: apa menolong orang dalam kebaikan harus selalu menggunakan alasan?
Andi: (terdiam)
Dara: menurutku, kamu harusnya coba Tanya baik-baik sama kakak kamu, dan jujur sama orangtuamu soal apa yang kamu pikirkan.
Andi: justru itu yang sulit.
Dara: memang, tapi mau gimana lagi, kan?
Andi: (terdiam sejenak) terima kasih, ra. Aku bakalan coba.
Dara: yah.... bukan apa-apa kok.
Andi: dan aku minta maaf soal tadi pagi, udah dingin gitu sama kamu.
Dara:hm... gimana ya? Oke deh! Aku maafin.
(mereka saling tersenym satu sama lan)
Andi sampai di rumahnya. Di sana,, tapak kakaknya sedang menonton TV.
Andi: Kak, tumben kakak keluar kamar.
Maya: (tak menghiraukan, fokus pada TV)
Andi: Lagi nonton apa sih? Serius sekali.
Maya: (masih tak menghiraukan)
Andi: kak, boleh nggak aku nanya?
Aku mau nanya..... sebenarnya kakak suka sama aku atau tidak?
Maya: (menoleh pada Andi dengan waja tanpa ekspresi)
Andi: sebenarnya, kenapa kakak selalu menghindar dari aku?
Maya: (beranjak dari kursi, hendak pergi dari tempat itu)
Andi: kak, jawab aku, kak!! Sekali ini saja, kak!!
Maya: (berbalik) kamu mau tahu kenapa kakak selalu menghindar?
Andi: iya.
Maya: karena kakak kecewa sama kamu.
Andi: (heran) maksud kakak apa?
Maya: kakak kecewa sama kamu, karena kakak yang dulu minta kamu ada.
Andi: (semakin heran dengan jawaban kakaknya)
Maya: Dulu keluarga kita belum seperti ini keadaannya. Semua serba pas-pasan. Nyaris tidak ada harapan untuk menambah satu lagi anggota keluarga.
Tapi waktu itu aku betul-betul ingin punya seorang saudara atau adik. Tapi itu mustahil, hingga kakak suatu ketika berpikir, jika kakak bisa dapat beasiswa, kakak dapat ngurangin beban biaya orangtua kita, dan kita bisa mengasuh satu orang anak lagi. Kakak juga berjaga-jaga dengan menyimpan uang tabungan.
Aku buat perjanjian dengan orangtua kita, kalau aku bisa dapat beasiswa, papa sama mama harus beri aku adik. Orangtua kita setuju. Kemudian, terbukti di kelas aku dapat juara klas terus. Papa sama mama pun semaki optimis, dan akhirnya ibu kita mengandung kamu. Kamu pun lahir, dan betapa bahagianya kakak waktu itu. Tapi kemudian kakak gagal dapat beasiswa, padahal kakak selalu mendapat nilai bagus di tiap ulangan.
Waktu itu, orangtua kita kebingungan untuk menyekolahkan kamu, karena kaka gagal dapat beasiswa. Akhirnya kakak memutuskan untuk menyerahka ang tabungan kakak untuk biaya sekola kamu.
Ternyata, kamu melampaui harapan orangtua kita, dan mungkin juga melampauiku. Tapi sejak saat itu, kakak merasa kalau kasih saying mereka juga semaki berat terhadap kamu. Sementara kamu naik terus, kakak merasa semakin turun, dan akhirnya terlihat jelaslah bahwa orangtua kita lebih saying saam kamu disbanding sama kakak. Dan perlahan perasaan aneh pun muncul di hati kakak, yaitu perasaan iri dan kecewa.
Andi: kakak...
Maya: kakak sudah berusaha menyangkal perasaan itu, dan menganggapnya hanya ilusi. Tetapi semakin kakak berusaha kuat untuk menyangkalnya, semaki benarla perasaa itu. Hingga akhirnya, kakak menyerah dan mengakui bhawa kakak memang kecewa.
Andi: jadi selama ini kakak kecewa sama aku?
Maya: benar, makanya kakak selalu berusaha menghindar dari kamu supaya kakak bisa terbebas dari rasa kecewa itu.
Andi: tapi...tapi kenapa kakak ngggak pernah bilang?
Maya: kakak kan bilang, kalau kakak berusaha menghindari kamu.
Andi: (terdiam sejenak, dengan ekspresi sedih) tapi ... kakak sendiri yang minta aku ada, kan?
Maya: (termenung)
Andi: jadi seharusnya kakak suka sama aku!! Seharusnya kakak benar-benar jadi kakak aku!! Dan seharusnya aku dan kakak bisa benar-benar jadi pasangan kakak beradik yang sesungguhnya!!
Maya: (termenung)
Andi: Aku Cuma mau aku bisa jadi seorang adik yang baik buat kakak. (kemudian beranjak dari tempat itu, hendak keluar rumah)
Andi: kakak tahu tidak? Sebenarnya aku bukan lagi anak yang se-istimewa itu (kemudian mengeluarkan lipatan kertas dari sakunya, yang adalah kertas ulangannya,danmelemparnya ke lantai)
(orangtua Andi mask ke ruangan tersebut)
Ibu: Ada apa ini?
Ayah: (memungut kertas yang dilemparkan andi)
Andi: (keluar dari rumah)
Andi pergi ke sebuah lapangan bola tempatnya suka bermain, sendirian. Dia merenungi peristiwa tadi.
Andi: (menghela nafas)
Dara: Andi...!!!!!
Andi: (menoleh ke arah suara) dara?
Dara: Aku udah nyari kamu kerumah, tapi nggak ada yang jawa, jadi aku piker kamu pasti disini.
Andi: kok kamu tahu aku ada disini?
Dara: ini kan tempat kesukaan kamu
Andi: kok kamu juga tahu ini tempat kesukaan aku?
Dara: ng... aku Tanya Kubil. Jadi.. gimana soal kamu sama kakak kamu? Kamu udah bicara sama dia belum?
Andi: udah
Dara: terus hasilnya?
Andi: aku gak tahu.
Dara: hah? Kenapa?
Andi: aku udah ngutarain semuanya, dan..... aku ..... kecewa.
Andi, Dara, dan Kubil pergi menemui orangtua Andi yang menunggu di halaman rumah mereka. Disana tampak orangtua Andi berjajar bersama, dengan kakaknya di tengah-tengahnya.
Ibu: Andi, boleh kami bicara sama kamu?
Ayah: ini penting.
Andi: tentu. Ada apa
Ibu: mungkin selama ini ada hal yang kamu belum tahu, yang belm kami beritahu.
Andi: kalau itu tentang masa lalu aku, aku sudah tahu.
Ayah: ya, kami tahu. Kakak mu suda menceritakan peristiwa tadi.
Andi: jadi, ada apa?
Ibu: ibu hanya ingin mengatakan kalau selama ini mungkin kami, orangtuamu selalu melebih-lebihkan sesuatu tentang kamu.
Ayah: dan kami tidak tahu kalau itu ternyata mengganggu kamu. Kami mina maaf.
Andi: (tersenyum) bukankah seharusnya papa sama mama bicara sama kakak?
Orangtua Andi: (menoleh satu sama lain)
Andi: aku rasa seharusnya papa sama mama juga sudah tahu keadaan ini, kan?
Ayah: ya, kami tahu
Andi: jadi seharusnya papa sama mama bicara sama kakak, karena dialah yang selama ini menahan perasaan yang mengganggunya.
Kakak: (berubah ekspresi)
Andi: pa, ma, aku Cuma ingin jujur sekarang. Bahwa aku bukanlah anak yang selalu istimewa dan patut dibanggakan setiap waktu oleh kalian berdua. Aku tidak selalu mendapat nilai bagus di sekolah, karena aku bukan murid yang paling cerdas, aku mengurung diri di kamar, bukan berarti aku sedang terus-menerus belajar sampai larut, karena aku bukanlah anak paling rajin di dunia, aku selalu diam saat kalian bicara soal aku dan kakakku, bukan berarti aku setuju dengan apa yang kalian katakan tentang kita, karena kenyataannya tidak selalu seperti itu. Aku hanyalah anak biasa seperti yang lain, dan tidak selalu pantas mendapat perlakuan yang lebih istimewa dari kalian berdua. Aku dan kakak sama, dan aku hanya ingin kalian memperlakukan kami dengan sama.
Orangtua Andi: (termenung)
Andi: (mendekat ke kakaknya) jadi, mungkin kalian lebih pantas meminta maaf pada kakak. (tersenyum pada kakaknya
Maya: (membalas senyum Andi) terima kasih
Ayah: itu benar. Kami salah, Andi, Maya. Kami salah. Maafkan ayah, ya may
Ibu: ibu juga minta maaf. Kamu mau terima maaf ibu?
Maya: (tidak dapat menjawab, hanya sedikit berkaca-kaca) terima kasih, pa.. ma...
Andi: bukankah sebaiknya sekarang kalian saling berpelukan?
(kedua orangtua Andi memeluk Maya)
Dara: jadi... semuanya selesai, kan?
Andi: (berpaling ke Dara)dara... terima kasih ya. Kamu sudah mau peduli sama aku dan keluargaku.
Dara: bukan apa-apa, kok.
Kubil: (berdehem)
Andi: oh, ya. Kamu juga, bil. Terima kasih, ya!
Kubil: yah, itu memang penghargaan yang pantas buat aku.
Sampai disitulah masalah mereka selesai, dan mereka kembali rukun layaknya kakak beradik yang saling menyayangi.
Liputan6.com, London: Siapa yang menyangka bila film dari India My Name is Khan berhasil masuk dalam sejarah box office Inggris. Film yang dibintangi aktor Shah Rukh Khan itu menempati posisi keenam.
Padahal, beberapa waktu lalu My Name is Khan sempat mendapat kecaman dari sejumlah umat Hindu ekstremis. Seorang pemilik klub kriket, Khan, memberikan komentar tentang Liga Kriket India yang menghina Kriket Pakistan. "Para pemain Pakistan yang tidak akan mampu mengambil bagian dalam Liga Premier India seri 3, Maret mendatang," katanya kepada para wartawan.
Akibat komentarnya itu, seperti dikutip ContactMusic, Rabu (17/2), para fundamentalis Hindu marah besar dan merobek poster film dan menyerukan pemboikotan film itu.
Namun, kegemparan itu tidak mencegah kesuksesan My Name is Khan di Inggris. Film itu telah meraup pundi sebesar US$ 1,4 juta pada awal minggu pemutaran itu pada 12 Februari 2010.(RST/SHA) www.liputan6.com
DEPOK - Menjelang Ujian Nasional (UN), Dinas Pendidikan Kota Depok mewajibkan seluruh SMP dan SMA sederajat untuk menambah jam belajar. Hal itu sebagai langkah pemerintah kota Depok untuk mempersiapkan ribuan siswa secara akademis agar siap mengikuti UN. Tambahan jam belajar dilakukan secara bervariasi antara satu hingga dua jam setelah pulang sekolah. Tambahan jam belajar bisa berupa pendalaman materi ataupun pembahasan soal-soal ujian yang dilakukan tiga hingga empat kali dalam seminggu.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan Dinas Pendidikan Kota Depok Siti Khairiyah mengatakan, selain tambahan jam belajar, para siswa juga terus dibekali dengan persiapan mental agar dapat mencapai standar kompetensi kelulusan. Salah satu faktor ketidaklulusan, kata Siti, adalah karena siswa tidak siap dan tegang menghadapi UN.
"Salah satu faktor ketidaklulusan adalah masalah mental siswa, contoh tahun lalu, di SMA favorit SMA 1, ada dua siswa tidak lulus. Saat diuji bagus secara akademis, namun stres saat menghadapi soal," katanya kepada wartawan, Minggu (07/02/10).
Siti menjamin tidak akan ada kebocoran soal ujian tahun ini, lantaran dijaga ketat oleh tim independen dan polisi. "Kita jamin, ditingkat panitia di Depok tidak akan ada kebocoran." Tegasnya.
Dinas Pendidikan Kota Depok mencatat, tingkat kelulusan siswa SMA tahun lalu adalah sebesar 99 persen dari 5 ribu peserta. Tahun ini, UN akan diikuti 4.700 siswa SMA yang tersebar di 50 SMA di Depok. (www.okezone.com)
Cianjur (ANTARA News) - Karena honor selama 4 bulan dan tunjangan insentif selama tujuh bulan belum dibayar, puluhan guru honorer SMKN 1 Karangtengah, Cianjur, Jawa Barat, Senin, mogok mengajar.
Mogoknya puluhan guru itu, menyebabkan, seluruh siswa sebanyak 390 orang di sekolah tersebut telantar, tidak melakukan aktivitas belajar.
Bahkan ratusan siswa tersebut sempat melakukan aksi demo tandingan, meminta agar aktivitas belajar bisa kembali berjalan normal.
Humas SMKN 1 Karangtengah, Samsul Arif, membenarkan aksi tersebut. Ia mengungkapkan, puluhan guru honorer di sekolah tersebut, sudah berkali-kali menanyakan perihal honor dan tunjangan insentif mereka.
Namun, pihak sekolah belum bisa memastikan kapan honor dan insentif bagi puluhan guru honor itu akan dibayar secara pasti, dengan alas an banyak siswa yang masih menunggak uang bulanan.
"Pihak sekolah beralasan karena banyak siswa yang masih mempunyai tunggakan uang dana bulanan/tahunan (UDB/T). Namun ketika di konfirmasi ke siswa banyak diantaranya yang sudah membayar," kata Samsul.
Tidak jelasannya informasi yang diberikan pihak sekolah, menurut Samsul, membuat puluhan guru itu, memilih untuk melakukan aksi mogok mengajar.
Aksi ini akan terus dilakukan bilamana pihak sekolah tidak mempunyai itikad membayar honor mereka. Bahkan ada sebagian guru yang mengancam akan mengundurkan diri, jika honor mereka tidak jelas pembayarannya.
"Tidak transparannya bendahara menyangkut pembayaran, membuat hal tersebut tambah parah. Ironisnya, untuk membeli mebeulair kok bisa, tapi untuk membayar honor tidak bisa," tegasnya.
Besaran honor guru honorer ini bervariatif, berkisar antara Rp 400-700 ribu, tergantung lamanya jam belajar.
Sedangkan besaran tunjangan insentif yang belum dibayar selama tujuh bulan, untuk wakil kepala sekolah sebesar Rp 100 ribu/bulan, wali kelas Rp 50 ribu/bulan dan kepala program sebesar Rp 85 ribu/bulan.
Kepala SMKN 1 Karangtengah, Ade Sofyan menjelaskan, alasan belum dibayarkannya honor maupun tunjangan insentif sebagian guru honorer itu, karena masih banyak siswa yang menunggak pembayaran UDB/UDT, hingga mencapai Rp 150 juta.
"Kami selalu memprioritaskan pembayaran honor bagi guru yang belum mendapatkan tunjangan daerah. Kalau mengenai insentif, itu disesuaikan dengan kinerja," kilahnya.
Ade mengaku akan memaksimalkan 9 orang guru berstatus PNS di sekolah tersebut. Hal ini mengantisipasi terganggunya persiapan menjelang ujian nasional (UN) bagi kelas 3.
Ketua OSIS SMKN 1 Karangtengah, Heri Maulana mengaku, akibat aksi mogok tersebut, sangat mengganggu aktivitas belajar siswa. Terlebih bagi kelas 3 yang sedang dalam persiapan menjelang UN. (FKR/K004)
Santiago, CyberNews. Korban gempa Chili terus bertambah, malam ini jumlah korban tewas dalam gempa berkekuatan 8,8 SR itu sudah mencapai 122 orang, hal itu diungkapkan oleh pihak pemerintah Chili.
Sebuah televisi Chili melaporkan sebuah gedung berlantai 15 rubuh di kota Concepcion, selain itu banyak rumah warga yang hancur dan rumah sakitpun roboh akibat gempa dahsyat itu. Gempa itu juga mengakibatkan banyak bangunan dilalap api, jalan raya yang merekah serta jembatan yang runtuh.
Gempa tersebut juga menimbulkan tsunami dan sudah menyapu pesisir Chili dan Peru, gelombang tsunami juga dimungkinkan sampai wilayah Pasifik.