Cianjur (ANTARA News) - Karena honor selama 4 bulan dan tunjangan insentif selama tujuh bulan belum dibayar, puluhan guru honorer SMKN 1 Karangtengah, Cianjur, Jawa Barat, Senin, mogok mengajar.

Mogoknya puluhan guru itu, menyebabkan, seluruh siswa sebanyak 390 orang di sekolah tersebut telantar, tidak melakukan aktivitas belajar.

Bahkan ratusan siswa tersebut sempat melakukan aksi demo tandingan, meminta agar aktivitas belajar bisa kembali berjalan normal.

Humas SMKN 1 Karangtengah, Samsul Arif, membenarkan aksi tersebut. Ia mengungkapkan, puluhan guru honorer di sekolah tersebut, sudah berkali-kali menanyakan perihal honor dan tunjangan insentif mereka.

Namun, pihak sekolah belum bisa memastikan kapan honor dan insentif bagi puluhan guru honor itu akan dibayar secara pasti, dengan alas an banyak siswa yang masih menunggak uang bulanan.

"Pihak sekolah beralasan karena banyak siswa yang masih mempunyai tunggakan uang dana bulanan/tahunan (UDB/T). Namun ketika di konfirmasi ke siswa banyak diantaranya yang sudah membayar," kata Samsul.

Tidak jelasannya informasi yang diberikan pihak sekolah, menurut Samsul, membuat puluhan guru itu, memilih untuk melakukan aksi mogok mengajar.

Aksi ini akan terus dilakukan bilamana pihak sekolah tidak mempunyai itikad membayar honor mereka. Bahkan ada sebagian guru yang mengancam akan mengundurkan diri, jika honor mereka tidak jelas pembayarannya.

"Tidak transparannya bendahara menyangkut pembayaran, membuat hal tersebut tambah parah. Ironisnya, untuk membeli mebeulair kok bisa, tapi untuk membayar honor tidak bisa," tegasnya.

Besaran honor guru honorer ini bervariatif, berkisar antara Rp 400-700 ribu, tergantung lamanya jam belajar.

Sedangkan besaran tunjangan insentif yang belum dibayar selama tujuh bulan, untuk wakil kepala sekolah sebesar Rp 100 ribu/bulan, wali kelas Rp 50 ribu/bulan dan kepala program sebesar Rp 85 ribu/bulan.

Kepala SMKN 1 Karangtengah, Ade Sofyan menjelaskan, alasan belum dibayarkannya honor maupun tunjangan insentif sebagian guru honorer itu, karena masih banyak siswa yang menunggak pembayaran UDB/UDT, hingga mencapai Rp 150 juta.

"Kami selalu memprioritaskan pembayaran honor bagi guru yang belum mendapatkan tunjangan daerah. Kalau mengenai insentif, itu disesuaikan dengan kinerja," kilahnya.

Ade mengaku akan memaksimalkan 9 orang guru berstatus PNS di sekolah tersebut. Hal ini mengantisipasi terganggunya persiapan menjelang ujian nasional (UN) bagi kelas 3.

Ketua OSIS SMKN 1 Karangtengah, Heri Maulana mengaku, akibat aksi mogok tersebut, sangat mengganggu aktivitas belajar siswa. Terlebih bagi kelas 3 yang sedang dalam persiapan menjelang UN. (FKR/K004)